PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT LUMPUH PADA TERNAK ITIK
Itik merupakan salah satu ternak unggas yang memiliki potensi luar
biasa untuk dikembangkan secara intensif. Prospek yang sangat baik,
karena itik dapat dijadikan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan
protein hewani masyarakat. Produk yang dihasilkan dari ternak itik
yaitu daging dan telur. Saat ini pun banyak sekali dijumpai produk
olahan dari ternak itik yang sangat digemari oleh masyarakat.
Permintaan pasar terhadap produk ternak itik juga memiliki prospek yang
bagus.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh peternak yang melakukan
budidaya itik adalah mengenai adanya serangan penyakit. Meskipun itik
dikenal lebih kebal terhadap penyakit dibandingkan dengan ternak unggas
lainnya, akan tetapi harus dipersiapkan pencegahan penyakit secara
intensif. Hal tersebut dikarenakan jika penyakit sudah berhasil
menyerang ternak itik, bukan saja penurunan produksi bahkan bisa
terjadi kematian pada ternak itik.
Penyakit yang perlu diwaspadai oleh peternak budidaya itik, baik skala
intensif maupun yang hanya memelihara beberapa ekor sebagai sambilan
saja yaitu penyakit yang menyebabkan itik yang lumpuh dan lesu. Nama
penyakit ini sering disebut dengan penyakit Botulismus. Penyakit ini
umumnya menyerang itik yang digembalakan.
Gejala-gejala itik yang terserang penyakit botulismus yaitu itik lemah,
lesu, dan lumpuh pada leher, kaki dan sayap. Kadang-kadang itik tidak
dapat berdiri tegak, bulu mudah rontok dan jalan sempoyongan. Penyebab
penyakit botulismus adalah akibat racun yang dihasilkan oleh kuman Clostridium Botulinum yang sering ditemukan pada bangkai atau tanaman yang sudah busuk.
Pencegahan selalu lebih baik dibandingakan dengan pengobatan. Jadi,
lebih baik mencegah itik terserang penyakit ini daripada harus
mengobatinya. Jika, penyakit botulismus sudah terlanjur menyerang itik
maka upaya pengobatan dapat dilakukan dengan cara memberikan obat
laxanatia pencahar. Adapun untuk pencegahannya dapat dilakukan dengan
cara menjaga kebersihan pakan dan air minum. Usahakan selalu baru dan
bersih dan hindari memberikan pakan yang sudah basi, busuk dan tercemar.
Penyebab Kelumpuhan pada Itik
Kekurangan
vitamin D yang disertai kekurangan mineral Calsium dan Fosfor
menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan pada itik. Itik
yang terserang penyakit ini mengalami penyimpangan dan kelainan pada
persendian kakinya.Manfaat : Mencegah kelumpuhan pada Itik (Ostelin Serbuk) dan mengobati kelumpuhan pada Itik (Ostelin Kapsul)
“Mencegah lebih baik daripada mengobati”
Kalimat di atas bukan hanya berupa
slogan saja, tetapi benar adanya karena dengan mengupayakan pencegahan
maka secara otomatis ternak itik akan sehat. Dengan demikian, biaya
yang dikeluarkan tidak akan sia-sia dan usaha produksi peternakan pun
dapat memberikan keuntungan sesuai dengan harapan. Berbagai cara
pengendalian dilakukan antara lain dengan cara pemeliharaan kesehatan
dan kebersihan lingkungan peternakan maupun vaksinasi terhadap penyakit
tertentu yang sulit diobati.
1.Rickets Duck (kekurangan vitamin D)
Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan Calsium dan Fosfor dapat menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan pada itik. Penyakit ini biasanya dinamakan “Rickets duck”. Itik yang terserang penyakit ini akan mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan pakan yang cukup mengandung mineral calsium, fosfor da vitamin D. Ke dalam ransum itik harus ditambahkan 2% tepung tulang dan itik harus mendapat sinar matahari langsung.
Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan Calsium dan Fosfor dapat menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan pada itik. Penyakit ini biasanya dinamakan “Rickets duck”. Itik yang terserang penyakit ini akan mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan pakan yang cukup mengandung mineral calsium, fosfor da vitamin D. Ke dalam ransum itik harus ditambahkan 2% tepung tulang dan itik harus mendapat sinar matahari langsung.
2. Mycosis
Penyakit mycosis pada itik terjadi karena itik secara tidak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di lantai (litter) kandang. Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang dan dalam beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila tidak diketahui, itik akan mati dalam waktu seminggu.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan kandang yang baik. Lantai kandang secara berkala dijemur dan diusahakan tidak lembab dan diberi kapur terutama pada musim hujan.
Pengobatan penyakit mycosis karena jamur bisa dilakukan dengan memberi antibiotika yang dicampurkan ke dalam air minum atau pakan itik.
Penyakit mycosis pada itik terjadi karena itik secara tidak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di lantai (litter) kandang. Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang dan dalam beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila tidak diketahui, itik akan mati dalam waktu seminggu.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan kandang yang baik. Lantai kandang secara berkala dijemur dan diusahakan tidak lembab dan diberi kapur terutama pada musim hujan.
Pengobatan penyakit mycosis karena jamur bisa dilakukan dengan memberi antibiotika yang dicampurkan ke dalam air minum atau pakan itik.
3. Botulismus
Penyakit botulism (limberneck) pada umumnya terjadi karena itik makan bangkai. Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu. Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu “clastrididium botulinium”. Kuman tersebut memproduksi racun.
Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak tegap atau lunglai setelah itik memakan bangkai 1 – 3 hari. Beberapa jam kemudian setelah leher lunglai mengakibatkan kematian.
Pencegahan dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan yang baik dan tidak memberi pakan yang sudah basi (bangkai). Bila masih memungkinkan ternak itik yang sakit dapat diberikan obat-obatan pencahar agar itik mencret dan kuman beserta racunnya dapat ikut keluar dari saluran pencernaan.
Pengobatan secara tradisional yang dapat membantu menyembuhkan yaitu dengan memberikan minyak kelapa satu sendok makan dan air minum yang bersih. Minyak kelapa akan membuat itik haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam darah itik akan encer dan daya kerjanya berkurang, dengan demikian angka kematian dapat dihindari.
Penyakit botulism (limberneck) pada umumnya terjadi karena itik makan bangkai. Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu. Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu “clastrididium botulinium”. Kuman tersebut memproduksi racun.
Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak tegap atau lunglai setelah itik memakan bangkai 1 – 3 hari. Beberapa jam kemudian setelah leher lunglai mengakibatkan kematian.
Pencegahan dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan yang baik dan tidak memberi pakan yang sudah basi (bangkai). Bila masih memungkinkan ternak itik yang sakit dapat diberikan obat-obatan pencahar agar itik mencret dan kuman beserta racunnya dapat ikut keluar dari saluran pencernaan.
Pengobatan secara tradisional yang dapat membantu menyembuhkan yaitu dengan memberikan minyak kelapa satu sendok makan dan air minum yang bersih. Minyak kelapa akan membuat itik haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam darah itik akan encer dan daya kerjanya berkurang, dengan demikian angka kematian dapat dihindari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar