Minggu, 05 Mei 2013

VAKSINASI ND / PADA AYAM BURAS

MANFAAT DAN CARA VAKSINASI ND PADA AYAM KAMPUNG / BURAS

       Penyakit ND atau penyakit Tae"en ( Bahasa Aceh ) pertama kali ditemukan oleh kranevel di Batavia  ( Jakarta ) pada tahun 1926. sedangkan didunia pertama kali ditemukan di new castle Inggris. 
       Penyakit ND merupakan penyakit menular yang sangat merugikan  bagi peternak ayam ras maupun ayam kampung atau ayam bukan ras ( Buras ). Kerugian disebabkan oleh persentase kematian yang mencapai 80 - 100 % dan merosotnya produksi dan kualitas telur. ND merupakan penyakit No 1 pada Unggas dari 11 penyakit menular penting lainnya.
       Ayam Buras mempunyai arti penting bagi perekonomian masyarakat desa dan sumber protein hewani disamping sebagai tabungan, namun bisa dikatakan tabungan yang kurang terurus karena para petani jarang memelihara dengan baik. Pasar ayam buras sangat baik karena pasar ayam buras tidak tergerus oleh produk ayam ras.
Gambar 1. Pemeliharaan ayam buras/kampung secara semi intensif.

       Pada dasarnya ayam buras dipelihara secara ekstensif . Sore dikandangkan dan pagi hari dilepas serta dibiarkan berkeliaran mencari makan sendiri. Jarang yang diberi makan secara reguler .Malahan di beberapa tempat ayam tadi ada yang jarang pulang, malam mereka tidur bertengger di pohon sekitar perumahan petani      Dedak kalau ada merupakan makanan utama bagi ayam yang diperhatikan oleh pemiliknya . Sumber protein bagi ayam, sangat tidak tetap karena tergantung pada apa yang mereka peroleh di pekarangan atau ladang sekitar rumah. Misalnya serangga, hewan hewan kecil yang dapat mereka tangkap dan bangkai hewan lainnya. Karena itu tidak mengherankan kalau pertumbuhannya lambat . Dan produksinya pun terbatas . Jumlah telur 70 butir/ ekor/tahun sudah dianggap sangat baik .
       Hasil penelitian BALITVET pada ayam yang dipelihara secara ekstensif, mortalitas pada anak ayamnya tinggi, mencapai 30-40% malah ada kalanya 70%. Karena oleh induknya anak ayam tadi dibawa ke pekarangan/ladang, dimana terdapat berbagai predator . Antara lain ular, burung elang, musang, kucing dan anjing liar . Atau oleh induknya mereka ditinggalkan di tempat mencari makan . Anak-anak ayam tadi hasil penetasan induk dalam kotak atau tempat lain, apa adanya, yang dapat disediakan petani . Karena itu tidak mengherankan kalau daya tetas telur ayam buras rendah . Kalau sarang penetasan berbentuk kerucut daya tetas dapat diperbaiki, hingga mencapai 80-90% . Penetasan diadakan setiap saat, sepanjang telurnya tersedia dan diinginkan oleh petani .Sistem pemeliharaan ekstensif, tidak jelek karena ayam buras sudah terbiasa dengan sistem ini . Secara ekonomik sistem ini bagi para petani kecil sangat menguntungkan . Karena masukan yang diberikannya sangat minim dan hasilnya pun cukup . Namun dalam skala besar sistem ini sangat sukar berkembang . 
       Untuk meningkatkan produktifitas ayam buras perlu dipelihara secara semi intensif atau intensif, sehingga pemberian pakan , pengendalian penyakit dapat terjaga secara kontinyu, salah satunya adalah pengendalian penyakit ND melalui Vaksnasi secara terjadwal dan kongtinyu.

Gambar 1. Ayam Kampung / Buras dipelihara secara Intensif.

       Wabah ND di suatu daerah, biasanya dimulai oleh introduksi ayam baru, yang berasal dari daerah lain, ke tempat tersebut oleh seorang petani . Walaupun pada saat petani tadi membeli / membawa ayam baru tadi, keadaannya sehat, petani ini tidak sadar bahwa ayam yang dibawanya sedang dalam masa tunas ND . Dalam kondisi peternakan ekstensif, kontak antar ayam di pekarangan sangat mungkin. Dengan demikian, apabila ayam baru tadi sakit, penularan virus ND yang dibawanya sangat mudah ke ayam setempat.    
       Maka terjadilah penularan lateral antar ayam . Dengan cara ini penyakit merambat dari satu KK ke KK yang lain . Penyebaran virus ND juga di permudah oleh sifat virus itu sendiri yang relatif tahan terhadap kondisi lingkungan . Apa lagi kalau virus ini terbungkus oleh produk biologi induk semang, seperti lendir pernafasan atau tinja ayam . Oleh perantaraan udara , burung, hewan kecil liar, alat-alat pertanian yang tercemar, virus ND ini dapat juga disebarkan . Karena itu masuk akal, kalau belum semua ayam dalam satu kandang terserang, penyakit ini belum reda. Lain dari pada itu kebiasaan keluarga petani yang membuang ayam mati, atau sisa-sisa penyembelihan ayam sakit ke tempat sampah begitu saja, juga mempercepat penyebaran penyakit antar ayam . Karena ayam mati atau sisa-sisa penyembelihan tadi dapat dimakan oleh ayam lain .
       Peran manusia dalam penyebaran wabah ND sangat besar. Para petani membawa dan menjual ayam sakit ke pasar yang adakalanya jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya dan disambung oleh pembeli lain untuk membawa ayam tadi ke kampungnya, merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam penyebaran ND . Pengalaman menunjukkan dalam survei penyakit bahwa memperoleh ayam buras sakit di pasar, lebih mudah dibanding mencarinya di pedesaan . Para tengkulak ayam yang membawanya dengan kendaraan bermotor sampai ratusan kilometer jauhnya.
       Dengan adanya Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BPMSOH), kualitas vaksinND pada saat ini Iebih terjamin di banding masa lalu . Karena merupakan suatu keharusan para pengusaha untuk mengujikan vaksinnya, sebelum dipasarkan . Vaksin tadi dapat dipakai untuk semua jenis ayam baik ras maupun buras . Namun demikian, hasil dari vaksinasi ini masih ada saja keluhan para peternak, bahwa ayamnya masih ada yang terserang ND . Lain dari pada vaksin konvensional, pada saat ini sedang dikembangkan vaksin dari virus ND apatogen velogenik tahan panas yang dapat di pakai peroral dicampur pakan . Di Malaysia dimasukkan dalam lapisan pelet pakan ayam . Sedang di Indonesia dengan campur gabah atau nasi aron . Metode terakhir ini yang saat sekarang telah banyak diteliti oleh ACIAR karena dianggap lebih sederhana dan murah.


VAKSINASI
Masalah ND pada peternakan Buras pada umumnya telah dapat ditanggulangi dengan baik dengan vaksinasi yang reguler . Beberapa metode vaksinasi yaitu :
1. Injeksi ( suntik ).
2. Tetes ( Melalui mata,mulut )
3. Air minum
4. Spraying  ( disemprot ).
      Walaupun pada umumnya berhasil baik, adakalanya masih terdapat di beberapa peternakan yang terserang wabah ND . Hasil penelitian BALITVET menunjukkan bahwa vaksinasi sistem 444, memberikan hasil yang memuaskan. Sistem tadi meliputi :
1.  vaksinasi DOC umur 4 hari dengan tetes memakai Bi atau F.
2. Vaksinasi umur 4 minggu dengan suntik (La .Sota),
3. Vaksinasi umur 4 bulan suntik (Komarov), dan setiap 4 bulan sekali dengan suntik .
      Kalau tersedia vaksin inaktif dalam ajuvan minyak pada umur 4 bulan tadi, dapat disuntik dengan vaksin ini dan kemudian tidak perlu ulangan . Sangat dianjurkan kepada para peternak untuk menguji titer HI kelompok ayamnya 14 hari setelah vaksinasi . Adakalanya masih terjadi serangan ND walaupun ayam tersebut telah divaksinasi, mungkin hal tadi disebabkan oleh potensi vaksin kurang memadai, tidak tepat waktu  atau pada peternakan tadi terdapat penyakit lain, seperti IBD, atau kontaminasi pakan oleh aflatoxin
dan/atau insektisida yang dapat bertindak sebagai immunosupresi .

Cara Vaksinasi ND Secara Injeksi atau Suntik ( Contoh ayam buras 50 ekor ).
Siapkan alat dan bahan :
1. Jarum Suntik ( ukuran 3 ml / cc )
2. Vaksin ND ( 50 dosis )
3. Pelarut Vaksin ( Aquabides ) 50 ml /cc.
4. Plastik berisi Es ( pendingin )
5. Ayam sehat yang akan divaksin.
Langkah kerja :
1. Buka tutup segel vaksin ND
2. Ambil / sedot aquabides sebanyak 1 cc dengan menggunakan speed, masukkan dalam tabung vaksin ND
3. Kocok sampai homogen, sedot kembali dari tabung vaksin dan masukkan kedalam tabung aquabides, kemudian dikocok kembali.
4. Ambil kembali 1 cc dari tabung aquabides masukkan ke tabung Vaksin untuk membersihkan jika ada vaksin yang tersisa, kemudian sedot kembali dan masukkan ke dalam tabung aquabides.
5. Kemudian kocok tabung aquabides dengan gerakan angka 8 agar vaksin dan pelarut menjadi homogen.
6. lapisi tabung larutan tadi dengan kertas Carbon / Hitam agar terhindar dari sinar matahari secara lansung.
7. Larutan Vaksin siap digunakan, dengan dosis 1 cc / ekor ayam dewasa atau 0,5 cc / ekor ayam dara.
8. Penyuntikan dilakukan secara Intra Muskuler ( suntikan dalam jaringan Otot ), dengan lokasi di otot dada atau otot paha.
 Persyaratan vaksinasi :
1. Vaksin yang sudah dilarutkan dengan pelarut vaksin, hanya dapat digunakan dalam jangka waktu maksimal 4 jam sejak vaksin dilarutkan.
2. Vaksin ( aktif ) tidak dibolehkan terkena sinar matahari lansung, karena bisa merusak vaksin.
3. Ayam yang disuntik harus ayam sehat, jika ayam sakit atau terduga terserang ND maka akan mati jika disuntik dengan vaksin ND.
4. Saat pelaksanaan vaksinasi yang baik adalah pagi hari atau siang hari.
5. Dosis vaksin tergantung jumlah pelarut yang digunakan, untuk itu lihat peruntukan dosis vaksin dan jumlah pelarut yang digunakan.
6. Jarum suntik harus tajam agar tidak menyiksa ayam, jangan gunakan jarum suntik bekas suntik manusia atau periode yang lalu.


    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar