Jumat, 18 Oktober 2013

BUDIDAYA TANAMAN NAGA

BUDIDAYA TANAMAN KAYA KHASIAT 

        Buah naga atau Dragon Fruit adalah salah satu buah-buahan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi sehingga sangat diminati oleh para petani. Buah yang memiliki kulit mirip sisik naga menurut mitologi masyarakat Tiong Hoa ini memang laris manis di pasaran karena dipercaya memiliki khasiat yang banyak untuk tubuh.

Persiapan Fase Awal Penanaman.
Tanaman Buah Naga adalah tanaman sejenis kaktus, sehingga lebih cocok ditanam pada ketinggian 20 hingga 500 meter DPL, tanah harus gembur, poros dan juga mengandung banyak bahan organik. Persiapan pembibitan dengan stek / patahan cabang / buku yang ditanam dalam polybeg untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaan pada fase awal.



Gambar 1. Fase pembibitan dalam polybeg.

        Hal yang harus diperhatikan adalah pohon buah naga memang tidak memiliki batang primer yang kokoh. biasanya tumbuh dan memanjat pada penopang. oleh karena itu perlu dipersiapkan penopang / tiang panjat yang kokoh, dapat terbuat dari kayu besi atau tiang semen beton.

 
Gambar 2. Batang penyangga tanaman naga terbuat dari semen beton

Langkah penanaman tanaman buah naga :
Tanamlah bibit yanaman buah naga di lahan  yang suburdengan pengairan dan pemupukan yang cukup. proses pengairan untuk masa awal dilakukan 1 sampai 2 kali dalam sehari. 
Jarak tanam diusahakan jangan terlalu rapat bisa 1,5 X 2 meter atau 2 X 2 meter.

Gambar 3. Tanaman Naga Tumbuh Baik Menjelang fase Produksi.
Pemeliharaan tanaman naga .
Yang harus diperhatikan selain penyiraman dan pemupukan adalah pemangkasan. Pangkaslah batang primer pada kondisi dimana tingginya telah mencapai bagian paling atas tiang.
Setelah pemangkasan biasanya akan tumbuh tunas baru sehingga batang memiliki cabang sekunder. cabang - cabang inilah yanag akan berfungsi sebagai tempat munculnya buah naga. Pada umumnya saat berbunga harus dibantu penyerbukan oleh manusia  untuk mengoptimalkan pembentukan buah.

Gambar 4. Fase berbunga, penyerbukan dan berbuah.

Fase panen saat buah naga telah matang ditandai dengan perubahan warna kulit yang sempurna

 
Gambar 5. Buah Naga Merah setelah masa panen.

FERMENTASI JERAMI PADI

JERAMI PADI FERMENTASI ( STARBIO )

      Saat ini awal bulan Oktober, pelaku utama / petani padi sawah di Kecamatan Kuala mulai panen raya.  luas lahan sawah di kecamatan Kuala mencapai 900an hektar dengan produksi rata - rata 8,5 ton per hektar. Jika dihitung berpedoman pada hasil penelitian BPTP bahwa jerami padi 45 - 50 persen dari jumlah produksi gabah , maka potensi jerami di kecamatan Kuala sangat besar untuk digunakan sebagai sumber pakan ternak sapi.
Gambar 1. Saat panen padi di wkp3k cot batee III kawasan Kecamatan Kuala.

       Jerami padi adalah sisa dari tanaman padi yang mengandung serat kasar tinggi dan kandungan nutrisi yang rendah, namun dengan sedikit perlakuan melalui proses fermentasi akan dapat meningkatkan kualitas nutrisi jerami dan menurunkan kadar serat kasar, sehingga kualitas jerami sebagai pakan ternak menjadi lebih baik.

Gambar 2. Ternak sapi diberikan pakan jerami padi.

Pembuatan Jerami Padi Fermentasi.
        Pembuatan jerami padi fermentasi dengan sistem terbuka.  Proses fermentasi terbuka dilakukan pada tempat terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. 
Bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan 1 ton jerami fermentasi adalah : 
1 ton jerami padi segar, Probion (probiotik) 2,5 kg, Urea 2,5 kg, dan air secukupnya.

Langkah Kerja Cara Pembuatan :
Proses pembuatan dibagi dua tahap, yaitu tahap fermentatif dan pengeringan serta penyimpanan. 
Pada tahap pertama : 
Jerami padi yang baru dipanen dari sawah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan ( Berandang : Aceh ), dan diharapkan masih mempunyai kandungan air 60%. Jerami padi segar yang akan dibuat menjadi jerami padi fermentasi ditimbun dengan ketebalan kurang lebih 20 cm kemudian ditaburi dengan Probion dan urea. Tumpukan jerami tersebut dapat dilakukan hingga ketinggian sekitar 3 meter.  Setelah pencampuran dilakukan secara merata, kemudian didiamkan selama 21 hari agar proses fermentatif dapat berlangsung dengan baik.  
Tahap kedua:  
Adalah proses pengeringan dan penyimpanan jerami padi fermentasi. Pengeringan dilakukan dibawah sinar matahari dan dianginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat yang terlindung. Setelah proses pengeringan ini, maka jerami padi fermentasi dapat diberikan pada ternak sebagai  pakan pengganti rumput segar.