Senin, 23 September 2013

LADA SI CUPAK

LADA SI CUPAK DARI LAMPUNG

        Sejarah adalah masa lalu, hari ini kenyataan dan hari esok adalah harapan, cita - cita, target, dan perubahan menjadi lebih baik. 
           Dalam sejarah , Aceh dikenal sebagai pengekspor lada ke manca negara dengan kualitas No.1, hingga di Aceh  dikenal " LADA SI CUPAK ". belajar dari sejarah kejayaan di bidang perkebunan membawa Aceh dikenal oleh oleh bangsa - bangsa lain di dunia. Namun saat ini " Lada Si Cupak " tinggal sejarah karena pada kenyaatan saat ini lada di pasaran Aceh adalah produk dari propinsi lain terutama Lampung. Kenyaatan itu menggugah Kepala Badan Penyuluhan Propinsi Aceh dan Dinas Perkebunan Propinsi Aceh mengirim Penyuluh Pertanian dan Perkebunan untuk Belajar tentang Budidaya Lada di Propinsi Lampung, Propinsi Lampung merupakan produsen lada.
Gambar 1. Foto Bersama Setelah Praktek di perkebunan Lada " Natar " Propinsi Lampung.

1. Karakteristik Tanaman Lada.
(a). Tanaman tahunan yang memanjat, namun saat ini telah dihasilkan jenis lada perdu tanpa tiang panjat. (b).Batang berbuku dengan tinggi mencapai 10 meter, namun dipangkas bentuk dengan tinggi 2 meter. (c). Termasuk tanaman dikotil, bijinya akan tumbuh memebentuk akar lembaga dan berkembang menjadi akar tungggang. (d). Memiliki satu batang dengan dua macam cabang. (e). Daun lada berbentuk bulat telur dengan pucuk meruncing, tunggal, bertangkai panjang 2 - 5 cm dan membentuk aluran bagian atasnya. ( f ).Bunga berbentuk malai, agak menggelantung, panjang 3 - 25 cm, tidak bercabang, berporos tunggal dan terdapat sekitar 150 bunga kecil. (g).Buah lada tidak bertangkai, berbiji tunggal, berbentuk bulat, berdiameter 4 - 6 mm dan berdaging.

2. Varietas Lada Unggul Di Lampung. 
Tanaman Lada di Propinsi Lampung saat ini memiliki varietas unggul yang dikembangkan yaitu varietas Natar I dan varietas 
Gambar 2. Proses belajar dan menggali pengalaman Pelaku utama/petani lada tentang cara pemeliharaan tanaman lada panjat dan lada perdu di Natar Propinsi Lampung.

3. Syarat Tumbuh Tanaman Lada.
Untuk dapat menghasilkan lada yang baik perlu diperhatikan kebutuhan tanaman lada terhadap iklim, dan kondisi lahan.
A. Iklim.
a). Curah hujan antara 2000 - 3000 mm / tahun atau rata - rata 2300 mm / tahun.  b). Suhu udara terbaik antara 21 - 27 derjat celcius pada pagi hari, 26 - 32 derjat celcius pada siang hari dan 24 - 30 derjat celcius pada sore hari. c). kelembaban udara yang dikehendaki oleh tanaman lada 50 - 100 %.
B. Kondisi lahan.
Umumnya lada tumbuh baik pada tanah Podsolik, Andasol, Latosol dan Granosol dengan tingkat kesuburan dan drainase yang baik. drainase yang kurang baik dapat mengakibatkan jamur tumbuh dan berkembang lebih cepat. 
Selain jenis dan sifat tanah,  pertumbuhan dan produktifitas lada pun dipengaruhi oleh kedalaman air tanah. karena akar lateral dan akar serabut lada letaknya di dalam tanah relatif dangkal.

4. Kegiatan Budidaya Tanaman Lada, meliputi : 
a). Persiapan Lahan. b). Pengolahan lahan. c). Pembuatan bedengan. d). Pembuatan Lubang tanam.  e). Persiapan Tiang panjat. f). Penanaman. g). Pemeliharaan yaitu : Pengaturan pertumbuhan tanaman, Pemangkasan. h). Pemupukan. i). Pengendalian hama dan penyakit. j). Penentuan saat panen.

Gambar 3.  Adopsi metode persemaian bibit tanaman lada di Kebun Percobaan " Cahaya Negeri " Kab. Lampung Utara. 
 tanaman lada varietas unggul " Natar I ". di Propinsi Lampung.

Jumat, 06 September 2013

ADA APA DENGAN KRESEK

PENGENDALIAN PENYAKIT KRESEK PADA TANAMAN PADI

        Penyakit kresek atau Hawar daun bakteri ( HDB ) atau Bacterial Laeaf Blight ( BLB ) disebabkan oleh bakteri xanthomonas Oryzae. yang dapat mengkontaminasi tanaman melalui tanah, benih sampai masa pindah tanam. Selanjutnya setelah tanaman terkena dapat menularkan ketanaman lainnya melalui media air atau gesekan antar tanaman. 
      Akibat yang ditimbulkan penyakit kresek, pada fase awal tanam ( < 30 HST ) : Bagian daun dan titik tumbuh akan menggulung, berwarna hijau kelabu dan seperti tersiram air panas. pada masa pertumbuhan awal dampak penyakit tidak/ sedikit terlihat, sehingga terkadang dianggap tidak penting, padahal pada masa vegetatif inilah masa rentan proses masuknya penyakit kedalam tanaman yang selanjutnya pada fase generatif menimbulkan hawar berwarna coklat pada tepi dan ujung daun yang tingkat keparahannya akan terlihat pada umur 75 HST.